IMG-LOGO
Home Arah Politik Hari Ini Pengurus DPP Partai Golkar Gelar Pleno Pengunduran Airlangga, Bakal Tentukan Plt Ketua Umum
arah politik | umum

Hari Ini Pengurus DPP Partai Golkar Gelar Pleno Pengunduran Airlangga, Bakal Tentukan Plt Ketua Umum

oleh La Hasa - 13 Agustus 2024 10:48 WITA

Hari Ini Pengurus DPP Partai Golkar Gelar Pleno Pengunduran Airlangga, Bakal Tentukan Plt Ketua Umum

POLITIKAL.ID, JAKARTA – Partai Golkar mengagendakan rapat pleno untuk menentukan Plt Ketum baru pasca mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi ke...

IMG
Kantor DPP Partai Golkar yang menjadi lokasi digelarnya rapat pleno penentuna Plt Ketua Umum Partai

POLITIKAL.ID, JAKARTA – Partai Golkar mengagendakan rapat pleno untuk menentukan Plt Ketum baru pasca mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi kepemimpinan partai.

Agenda pleno itu rencana diselenggarakan di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, pada Selasa (13/8/2024) malam pukul 19.00 WIB.

Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid menyatakan, rapat pleno ini digelar untuk menindaklanjuti pengunduran diri Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

"Sehubungan dengan keputusan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk mundur yang telah disampaikan pada hari Sabtu 10 Agustus 2024, maka DPP Partai Golkar akan menggelar rapat pleno pada Selasa, 13 Agustus pukul 19.00 WIB," ujar Meutya.

Meutya menjelaskan, ada tiga agenda dalam rapat pleno nantinya. Pertama pembacaan surat pengunduran diri Airlangga Hartarto sekaligus menentukan pelaksana tugas ketua umum Golkar. Kedua, rapat pleno juga akan menentukan jadwal rapat pimpinan nasional serta musyawarah nasional luar biasa.

"Rapat pleno akan dilaksanakan dengan semangat musyawarah mufakat," kata Meutya.

Meutya juga mengusulkan agar pemilihan plt ketua umum Golkar tidak dilakukan dengan sistem voting atau pemungutan suara.

Meutya menyarankan para wakil ketua umum Golkar agar duduk bersama dan bermusyawarah untuk menentukan sosok yang layak dijadikan plt ketua umum Golkar.

“Kader masih terkaget dengan Keputusan Ketum, jangan dipaksa untuk voting,” tandasnya.

(tim redaksi)

Berita terkait