Rabu, 1 Mei 2024

Update Gempa Dahsyat Turki dan Suriah, Jumlah Korban Capai 21 Ribu Orang, Bisa Bertambah Lagi

Jumat, 10 Februari 2023 21:39

SUASANA GEMPA - Gempa terjadi di Turki pada Senin (6/2/2023) pukul 04.00 waktu setempat/ Foto: AP Photo

POLITIKAL.ID - Jumlah korban tewas akibat gempa magnitudo 7,8 yang menghantam Turki dan Suriah, terus bertambah.

Gempa dahsyat ini membuat gedung-gedung di Turki dan Suriah luluh lantak.

Upaya penyelamatan korban pun kian sulit karena cuaca ekstrem.

Terbaru, korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah telah meningkat di atas 21.000.

Harapan untuk menemukan orang hidup semakin meredup.

Para ahli khawatir jumlah korban bisa meningkat tajam.

Diketahui, korban tewas di Turki mencapai 17.674 orang.

Sedangkan di Suriah mencapai 3.377 orang.

Save the Children mengatakan jutaan anak di seluruh barat laut Suriah sangat membutuhkan makanan, tempat tinggal dan pakaian hangat setelah gempa yang menghancurkan rumah dan bangunan penting.

Badan amal anak-anak yang berbasis di Inggris mengatakanmulai menyediakan jatah makanan darurat dan tenda di daerah tersebut.

“Situasi di barat laut Suriah tidak seperti krisis lain di dunia saat ini," kata Kathryn Achilles, direktur advokasi, media dan komunikasi Save the Children Syria dalam sebuah pernyataan.

"Dari kehilangan anggota keluarga hingga rumah, hingga tidak ada makanan atau air bersih, efek riak dari bencana ini telah mempengaruhi setiap anak,” paparnya.

Achilles menambahkan bahwa kedatangan truk-truk bantuan dari PBB yang pertama disambut baik, namun persedian masih sangat kurang.

Save the Children bekerja dengan organisasi mitra di Suriah barat laut untuk memastikan tempat penampungan sementara, yang memiliki lantai berinsulasi, akan membuat orang tetap hangat.

Mereka juga menyediakan pakaian hangat untuk anak-anak seperti topi wol.

Organisasi Bulan Sabit Merah Suriah telah meminta negara-negara Barat untuk mencabut sanksi terhadap negara tersebut untuk memfasilitasi upaya bantuan kemanusiaan.

"Cabut sanksi ekonomi yang dikenakan pada Suriah dan rakyat Suriah," kata Presiden Bulan Sabit Merah Suriah, Khaled Hboubati.

"Buka jalan bagi kami, kami siap memberikan bantuan, kami siap memberikan bantuan melalui jalur lintas dan mengirimkan konvoi bantuan ke Idlib," imbuhnya.

Dikutip dari Al Jazeera, Kamis (9/2/2023), dia pun meminta dukungan dari berbagai lembaga internasional, mulai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga Uni Eropa (UE).

"Saya meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan negara-negara di Uni Eropa dan Program USAID untuk mendukung,”l" tegas Hboubati.

Perlu diktahui, saat ini pemerintah Suriah tetap berada di bawah sanksi berat yang ditujukan untuk mengisolasi negara itu secara ekonomi.

Ini dilakukan sebagai respons atas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terdokumentasi secara luas sejak perang dimulai pada 2011. (*)

Tag berita: