POLITIKAL.ID - Kejadian penggulingan Presiden Peru Pedro Castillo membuat sejumlah pnedukungnya marah menuntut pemilihan ulang presiden baru yang menyebabkan kerusuhan.
Menteri Pertahanan Peru, Alberto Otarola, mengumumkan bahwa angkatan bersenjata akan mengambil kendali infrastruktur utama negara menyusul protes berakhir rusuh, Selasa, (13/12/2022). Hal ini menyebabkan enam warga sipil tewas dalam demo di seluruh negeri setelah penggulingan Presiden Pedro Castillo.
Presiden baru Peru, Dina Boluarte sebelumnya telah berjanji untuk bekerja dengan Kongres untuk melihat apakah pemilihan berikutnya dapat diadakan lebih cepat dari yang diusulkan. Dia memohon masyarakat untuk tenang. Dia juga mengatakan akan berbicara dengan para pemimpin regional pendukung Pedro Castillo yang kini dipenjara.
Mantan wakil presiden itu dilantik Rabu lalu setelah Castillo berusaha membubarkan Kongres, sebelum dengan cepat dicopot dari jabatannya oleh anggota parlemen, dan ditangkap tak lama kemudian.
Langkah tersebut telah menyebabkan kemarahan dan protes berujung kekerasan oleh pendukung Castillo, yang menuntut pemilihan presiden baru. Polisi membubarkan mereka dengan gas air mata dan tembakan dalam upaya memadamkan kerusuhan.
Boluarte berjanji untuk mencari cara mengadakan pemilihan yang dijadwalkan pada 2026 menjadi April 2024. "Saya mengatur pertemuan dengan komite konstitusi (Kongres) agar bersama-sama kita dapat mempersingkat jangka waktu," katanya, seraya menambahkan bahwa dia tidak dapat mengubah waktu pemilihan tanpa dukungan kongres.