Castillo sedang diselidiki atas tuduhan pemberontakan dan konspirasi. Dia mengecam penahanannya pada Selasa, 13 Desember 2022, sambil juga meminta tentara dan polisi untuk meletakkan senjata.
"Saya telah ditahan secara tidak adil dan sewenang-wenang," kata Castillo, dalam pernyataan yang disiarkan secara online oleh pengadilan. Dia mengulangi bahwa dia tidak bersalah atas tuduhan yang dia hadapi.
Dalam postingan di Twitter tak lama setelah itu, Castillo mengatakan telah terjadi "pembantaian rakyat saya" dan sekali lagi meminta angkatan bersenjata untuk mengakhiri pertumpahan darah. Mahkamah Agung Peru memutuskan banding hukum dari Castillo tidak berdasar.
Ombudsman negara itu menyebut, di antara korban kerusuhan sosial adalah lima remaja dan seorang pria berusia 38 tahun. Enam orang dilaporkan tewas selama protes.
Beberapa pengunjuk rasa membakar gedung-gedung publik, menyerang kantor polisi dan memblokir jalan raya sambil menuntut pengunduran diri Boluarte, konstitusi baru, dan pembubaran Kongres. Di Lima, sekolah umum ditutup pada Selasa. Sementara setidaknya satu pengadilan utama di ibu kota mengumumkan juga akan ditutup setelah dilempari batu pada Senin.
Tiga bandara, di Apurimac, Arequipa, dan pusat wisata Cusco tetap ditutup pada Selasa karena kerusuhan. Polisi melaporkan bahwa ada blokade jalan raya Selasa pagi di 13 dari 24 wilayah negara itu.