PT Pertamina Patra Niaga menanggapi hasil konferensi pers Wali Kota Samarinda, Andi Harun terkait hasil uji Independen terhadap sampel BBM menunjukkan...
POLITIKAL.ID - PT Pertamina Patra Niaga menanggapi hasil konferensi pers Wali Kota Samarinda, Andi Harun terkait hasil uji Independen terhadap sampel BBM menunjukkan nilai oktan (Research Octane Number/RON) di bawah standar minimal Pertamax.
Disampaikan Pihak PT Pertamina Patra Niaga mengapresiasi atas upaya laboratorium Politeknik Negeri Samarinda yang telah membantu terkait permasalahan ini.
Namun, Pertamina juga mengemukakan bahwa uji kualitas BBM yang dilakukan langsung di Terminal BBM Pertamina serta dua SPBU, yakni SPBU Sriadai dan SPBU Pranoto, menunjukkan bahwa kualitas produk tetap dalam kondisi baik.
Pertamina menjelaskan bahwa pengujian kualitas BBM dilakukan secara rutin dengan metode yang mengacu pada standar Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS). “Terkait adanya dugaan faktor lain yang memengaruhi kualitas BBM di beberapa mesin kendaraan, kami terbuka untuk terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Samarinda, Politeknik Negeri Samarinda, dan instansi terkait,” tulis Pertamina dalam keterangan tertulis. Sebelumnya, Pemerintah Kota Samarinda mengungkapkan hasil kajian independen dari tim akademisi Politeknik Negeri Samarinda terkait dugaan penurunan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menunjukkan nilai oktan dibawah standar. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, dalam konferensi pers di Balai Kota pada Senin (5/5/2025), menyampaikan bahwa tiga sampel BBM Pertamax yang diambil dari kendaraan terdampak menunjukkan nilai RON masing-masing 86,7; 89,6; dan 91,6. Angka tersebut berada di bawah standar minimal RON 92 yang seharusnya dimiliki oleh produk Pertamax. ”Ini jelas membuktikan ada masalah pada kualitas BBM. Padahal, Pertamax yang memenuhi standar seharusnya memiliki RON minimal 92,” kata Andi Harun. Hasil kajian tersebut merespons kekhawatiran warga atas maraknya kerusakan mesin kendaraan yang belakangan viral di media sosial dan diduga terkait dengan penggunaan BBM oplosan. Pemerintah Kota Samarinda menggandeng tim independen dari Politeknik Negeri Samarinda untuk mengkaji dugaan tersebut secara ilmiah. Wali Kota Andi Harun menambahkan, Pemerintah Kota Samarinda akan terus melakukan investigasi lanjutan atas dugaan penurunan mutu BBM dan dampaknya terhadap kendaraan warga. Pemerintah akan menggandeng berbagai pihak, termasuk aparat penegak hukum, untuk menelusuri kemungkinan adanya penyimpangan dalam distribusi BBM. ”Kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan BBM yang berkualitas dan tidak dirugikan,” ujarnya. (Redaksi)